SID Pre Event JAVA ROCKIN LAND Yogyakarta
Social Code, Superman Is Dead, The Brandals dan Bagaikan berbagi sensasi rock and roll.
Ribuan orang berjejer di seputaran Monumen Jogja Kembali pada Sabtu (2/10) lalu sebelum menyaksikan Superman Is Dead (SID) tampil. Mereka hendak menyaksikan trio punk rock asal Pulau Dewata tampil dalam pre-event Java Rockin’land yang konon kabarnya merupakan pesta rock terbesar se-Asia Tenggara.
Hari itu selain Yogyakarta pre-event Java Rockin’land juga digelar di Bandung dengan Arkarna sebagai headliner dan Surabaya yang mendapuk Not Called Jinx sebagai menu utama. Di Yogyakarta sendiri Superman Is Dead tampil bersama Social Code asal Kanada yang mengusung aliran pop rock, The Brandals, dan Bagaikan yang merupakan satu-satunya grup rock asal kota gudeg yang tampil di Java Rockin‘land.
Gelaran pre-event Java Rockin’land di Yogyakarta dibuka oleh Bagaikan. Meski menyajikan penampilan yang maksimal, Bagaikan tak berhasil membawa penonton untuk larut dalam penampilan mereka. Ini disebabkan karena penonton yang didominasi oleh para Outsiders, sebutan untuk penggemar SID, masih berada di luar arena pertunjukan saat Bagaikan main.
Setelah Bagaikan giliran The Brandals yang didapuk untuk tampil. Eka sadar betul bandnya bukan yang ditunggu malam itu. Dengan rendah hati ia mengatakan, “Lo pada nunggu SID kan? Sabar bos, kalau lo cinta sama musik rock harus semangat dukung semua band yang disini, masa lo kalah semangat sama yang joget-joget di acara musik di teve pagi-pagi.” Provokasi Eka berhasil dengan sempurna, penonton tak lagi dingin menyaksikan penampilan mereka. Berturut-turut mereka kemudian membawakan “Komoditi Fantasi”, “100 km”, “Perak” dan ditutup dengan “Awas Polisi” yang membuat ribuan Outsiders mengacungkan devil horn tanda respek pada penampilan para berandalan ibukota ini.
Social Code naik panggung tepat ketika ribuan Outsiders meneriakkan, “SID, SID, SID!” karena tak sabar menyaksikan idola rock mereka. Sayang Travis Nerbitt sang vokalis Social Code tak sehebat Eka untuk urusan menguasai penonton. Penampilan Social Code malam itu tak terlalu istimewa. Ribuan orang yang menonton malam itu sepertinya kurang familier dengan lagu-lagu mereka. Meski telah membawakan hits mereka macam “Satisfied” dan “Whisper To A Scream (Birds Fly)” penonton amat dingin menghadapi band asal Kanada ini. Mungkin ini bukan seratus persen kesalahan mereka, nama Social Code memang belum populer di Yogyakarta.
Malam itu akhirnya mutlak menjadi milik Superman Is Dead. Selain membawakan musik punk rock andalan mereka, Eka Rock, Jerinx, dan Bobby Kool juga hadir untuk merayakan Hari Anti Kekerasan Internasional. “Hari ini adalah hari anti kekerasan internasional, mudah-mudahan di Indonesia kekerasan tidak lagi menjadi budaya, mari kita tolak ormas-ormas yang merasa dirinya Tuhan, malam ini kita buat Indonesia jadi lebih damai,” tutur Jerinx malam itu.
Membuka penampilan dengan “Bangkit dan Percaya” dan “We Are The Outsiders” mereka berhasil membuktikan kalau mereka pantas ditunggu malam itu. Yang juga spesial malam itu adalah saat Superman Is Dead dengan penuh hormat membawakan lagu “Kemesraan” milik Franky Sahilatua. Ini mereka lakukan untuk menghormati sekaligus mendoakan musisi kawakan yang sedang sakit kanker tulang tersebut. Trio punk rock ini akhirnya menutup malam itu dengan tembang “Jika Kami Bersama” yang disambut sing along oleh ribuan Outsiders.
Social Code boleh jadi headliner yang jauh datang dari Kanada namun malam itu tetap menjadi milik Superman Is Dead. Trio asal Bali ini tak hanya berhasil menyajikan musik punk rock ala mereka. Superman Is Dead juga berhasil mengajak penonton untuk merayakan hari anti kekerasan internasional dengan cara yang lebih rock and roll.
Ribuan orang berjejer di seputaran Monumen Jogja Kembali pada Sabtu (2/10) lalu sebelum menyaksikan Superman Is Dead (SID) tampil. Mereka hendak menyaksikan trio punk rock asal Pulau Dewata tampil dalam pre-event Java Rockin’land yang konon kabarnya merupakan pesta rock terbesar se-Asia Tenggara.
Hari itu selain Yogyakarta pre-event Java Rockin’land juga digelar di Bandung dengan Arkarna sebagai headliner dan Surabaya yang mendapuk Not Called Jinx sebagai menu utama. Di Yogyakarta sendiri Superman Is Dead tampil bersama Social Code asal Kanada yang mengusung aliran pop rock, The Brandals, dan Bagaikan yang merupakan satu-satunya grup rock asal kota gudeg yang tampil di Java Rockin‘land.
Gelaran pre-event Java Rockin’land di Yogyakarta dibuka oleh Bagaikan. Meski menyajikan penampilan yang maksimal, Bagaikan tak berhasil membawa penonton untuk larut dalam penampilan mereka. Ini disebabkan karena penonton yang didominasi oleh para Outsiders, sebutan untuk penggemar SID, masih berada di luar arena pertunjukan saat Bagaikan main.
Setelah Bagaikan giliran The Brandals yang didapuk untuk tampil. Eka sadar betul bandnya bukan yang ditunggu malam itu. Dengan rendah hati ia mengatakan, “Lo pada nunggu SID kan? Sabar bos, kalau lo cinta sama musik rock harus semangat dukung semua band yang disini, masa lo kalah semangat sama yang joget-joget di acara musik di teve pagi-pagi.” Provokasi Eka berhasil dengan sempurna, penonton tak lagi dingin menyaksikan penampilan mereka. Berturut-turut mereka kemudian membawakan “Komoditi Fantasi”, “100 km”, “Perak” dan ditutup dengan “Awas Polisi” yang membuat ribuan Outsiders mengacungkan devil horn tanda respek pada penampilan para berandalan ibukota ini.
Social Code naik panggung tepat ketika ribuan Outsiders meneriakkan, “SID, SID, SID!” karena tak sabar menyaksikan idola rock mereka. Sayang Travis Nerbitt sang vokalis Social Code tak sehebat Eka untuk urusan menguasai penonton. Penampilan Social Code malam itu tak terlalu istimewa. Ribuan orang yang menonton malam itu sepertinya kurang familier dengan lagu-lagu mereka. Meski telah membawakan hits mereka macam “Satisfied” dan “Whisper To A Scream (Birds Fly)” penonton amat dingin menghadapi band asal Kanada ini. Mungkin ini bukan seratus persen kesalahan mereka, nama Social Code memang belum populer di Yogyakarta.
Malam itu akhirnya mutlak menjadi milik Superman Is Dead. Selain membawakan musik punk rock andalan mereka, Eka Rock, Jerinx, dan Bobby Kool juga hadir untuk merayakan Hari Anti Kekerasan Internasional. “Hari ini adalah hari anti kekerasan internasional, mudah-mudahan di Indonesia kekerasan tidak lagi menjadi budaya, mari kita tolak ormas-ormas yang merasa dirinya Tuhan, malam ini kita buat Indonesia jadi lebih damai,” tutur Jerinx malam itu.
Membuka penampilan dengan “Bangkit dan Percaya” dan “We Are The Outsiders” mereka berhasil membuktikan kalau mereka pantas ditunggu malam itu. Yang juga spesial malam itu adalah saat Superman Is Dead dengan penuh hormat membawakan lagu “Kemesraan” milik Franky Sahilatua. Ini mereka lakukan untuk menghormati sekaligus mendoakan musisi kawakan yang sedang sakit kanker tulang tersebut. Trio punk rock ini akhirnya menutup malam itu dengan tembang “Jika Kami Bersama” yang disambut sing along oleh ribuan Outsiders.
Social Code boleh jadi headliner yang jauh datang dari Kanada namun malam itu tetap menjadi milik Superman Is Dead. Trio asal Bali ini tak hanya berhasil menyajikan musik punk rock ala mereka. Superman Is Dead juga berhasil mengajak penonton untuk merayakan hari anti kekerasan internasional dengan cara yang lebih rock and roll.
Foto - Foto SID PRE EVENT JAVA ROCKIN LAND YOGYAKARTA
Post a Comment