Killing Me Inside Rilis Album Penuh dan Duet Dengan Luna Maya
“Kenapa model rambut kalian berubah-ubah?” Seorang anak laki-laki usia belasan tahun bertanya kepada tiga remaja laki-laki flamboyan yang sedang duduk di atas panggung. “Dulu kan rambut personil Killing Me Inside panjang-panjang, sekarang jadi pendek,” jelas sang penanya.
Salah satu dari tiga remaja yang ditanya tadi, yang saat itu sedang memegang microphone, tersenyum penuh makna. Sepertinya ia sudah terbiasa menerima pertanyaan yang tidak krusial seperti ini dari penggemarnya. Kemudian dengan gerakan yang minimalis, takut merusak tatanan rambutnya yang rapi, ia serahkan microphone di tangannya kepada rekannya yang memiliki rambut paling pendek di antara yang lain. “Kalau gue sih simpel aja. Gerah. Ya, global warming,” kata remaja bernama Onad tersebut. “Ditambah lagi karena sekarang ada Justin Bieber.” Tawa pun meledak di seisi ruangan.
Menyusul kemudian pertanyaan-pertanyaan lain dari anak-anak sebaya lainnya. Kebetulan petang hari itu (29/09) di Score!, Cilandak Town Square, Jakarta sedang digelar konferensi pers Killing Me Inside yang meluncurkan self-titled album penuh mereka dibawah label baru, Crooz Records. Vokalis Onadio Leonardo—yang biasa dipanggil Onad, pemain gitar Josaphat Klemens dan pemain drum Davi Frisya dari Killing Me Inside, tampak semangat meladeni satu demi satu pertanyaan yang ditujukan dari fans untuk mereka.
Sekitar 50 orang remaja penggemar Killing Me Inside, yang memiliki sebutan "Killms Street Team," menghadiri peluncuran album tersebut. Kebetulan mereka adalah 50 pembeli pertama CD album tersebut di Distro Crooz, yang kemudian memperoleh golden ticket untuk hadir di acara ini.
Album self-titled yang diedarkan secara nasional oleh Royal Prima Musikindo (RPM) itu sudah beredar di pasaran sejak awal bulan Agustus silam. Menurut Dian Putra Agung dari Crooz Records, album tersebut mendapatkan penerimaan yang sangat baik dari penggemar.
Sejak dibentuknya di awal 2007 hingga kini band pengusung genre post-hardcore/screamo—yang sekarang lebih memilih untuk disebut modern rock—itu memang telah berhasil memperoleh banyak penggemar. Jumlah fans mereka di Facebook sampai dengan saat ini telah mencapai 616.500 orang dan sepertinya akan terus bertambah. “Mereka adalah salah satu dari sedikit band indie yang sukses tanpa mengandalkan major label,” kata Wendi Putranto dari Rolling Stone yang menjadi moderator konferensi pers.
Namun, kini Killing Me Inside telah memasuki suatu fase lain dalam bermusik. Jika selama ini mereka berkiprah sebagai band indie, bergabungnya dengan label RPM membawa mereka masuk ke dunia mainstream. “Kami sekarang semakin masuk ke industri, semakin banyak tantangan. Kami mulai serius dan mudah-mudahan lebih menghasilkan,” kata gitaris Josaphat.
Anggapan bahwa sebuah band berkompromi dengan label besar maka band tersebut akan mengubah arah musikalitasnya, sepertinya tak berlaku bagi Killing Me Inside. “Kami punya jenis musik sendiri. Dan kami percaya musik kami akan jadi besar,” imbuh Josaphat.
Terbukti, pada album kali ini, masih bisa disimak lagu-lagu baru dengan tipikal musik Killing Me Inside dari era A Fresh Start For Something New, yang relatif keras dan cepat: “Moving On”. Bahkan dua lagu dari album tahun 2008 itu kembali masuk ke album self-titled ini: “Blessed by the Flowers of Envy” dan “Come On Girl We’ll Burn Money on Vegas”. Tapi pada album kali ini Killing Me Inside mencoba beberapa hal baru, seperti penggunaan keyboards dan permainan gitar akustik.
“Ini album pertama gue sebagai vokalis,” Onad menambahkan perubahan yang terjadi pada bandnya. Vokalis pertama Killing Me Inside, Sansan, kini tergabung dengan Pee Wee Gaskins. Pada formasi lama Onad adalah pemain bas.
Selain itu, di album ini, Killing Me Inside menggunakan lirik berbahasa Indonesia pada beberapa lagu. Kabarnya, track bertajuk “Biarlah” direkam dalam dua versi. Versi yang pertama ada dalam album, sedangkan yang kedua adalah versi duet bersama artis cantik Luna Maya. Pihak label menguatkan, bahwa nantinya akan dibuat pula video klip untuk “Biarlah” versi duet dengan Luna Maya tersebut.
“Kami akan menjalani tur. Kami akan manggung bareng Luna Maya dan Gading Martin. Mereka berdua akan bernyanyi untuk lagu 'Tanpa Dirimu' dan 'Biarlah',” jelas Onad.
Salah satu dari tiga remaja yang ditanya tadi, yang saat itu sedang memegang microphone, tersenyum penuh makna. Sepertinya ia sudah terbiasa menerima pertanyaan yang tidak krusial seperti ini dari penggemarnya. Kemudian dengan gerakan yang minimalis, takut merusak tatanan rambutnya yang rapi, ia serahkan microphone di tangannya kepada rekannya yang memiliki rambut paling pendek di antara yang lain. “Kalau gue sih simpel aja. Gerah. Ya, global warming,” kata remaja bernama Onad tersebut. “Ditambah lagi karena sekarang ada Justin Bieber.” Tawa pun meledak di seisi ruangan.
Menyusul kemudian pertanyaan-pertanyaan lain dari anak-anak sebaya lainnya. Kebetulan petang hari itu (29/09) di Score!, Cilandak Town Square, Jakarta sedang digelar konferensi pers Killing Me Inside yang meluncurkan self-titled album penuh mereka dibawah label baru, Crooz Records. Vokalis Onadio Leonardo—yang biasa dipanggil Onad, pemain gitar Josaphat Klemens dan pemain drum Davi Frisya dari Killing Me Inside, tampak semangat meladeni satu demi satu pertanyaan yang ditujukan dari fans untuk mereka.
Sekitar 50 orang remaja penggemar Killing Me Inside, yang memiliki sebutan "Killms Street Team," menghadiri peluncuran album tersebut. Kebetulan mereka adalah 50 pembeli pertama CD album tersebut di Distro Crooz, yang kemudian memperoleh golden ticket untuk hadir di acara ini.
Album self-titled yang diedarkan secara nasional oleh Royal Prima Musikindo (RPM) itu sudah beredar di pasaran sejak awal bulan Agustus silam. Menurut Dian Putra Agung dari Crooz Records, album tersebut mendapatkan penerimaan yang sangat baik dari penggemar.
Sejak dibentuknya di awal 2007 hingga kini band pengusung genre post-hardcore/screamo—yang sekarang lebih memilih untuk disebut modern rock—itu memang telah berhasil memperoleh banyak penggemar. Jumlah fans mereka di Facebook sampai dengan saat ini telah mencapai 616.500 orang dan sepertinya akan terus bertambah. “Mereka adalah salah satu dari sedikit band indie yang sukses tanpa mengandalkan major label,” kata Wendi Putranto dari Rolling Stone yang menjadi moderator konferensi pers.
Namun, kini Killing Me Inside telah memasuki suatu fase lain dalam bermusik. Jika selama ini mereka berkiprah sebagai band indie, bergabungnya dengan label RPM membawa mereka masuk ke dunia mainstream. “Kami sekarang semakin masuk ke industri, semakin banyak tantangan. Kami mulai serius dan mudah-mudahan lebih menghasilkan,” kata gitaris Josaphat.
Anggapan bahwa sebuah band berkompromi dengan label besar maka band tersebut akan mengubah arah musikalitasnya, sepertinya tak berlaku bagi Killing Me Inside. “Kami punya jenis musik sendiri. Dan kami percaya musik kami akan jadi besar,” imbuh Josaphat.
Terbukti, pada album kali ini, masih bisa disimak lagu-lagu baru dengan tipikal musik Killing Me Inside dari era A Fresh Start For Something New, yang relatif keras dan cepat: “Moving On”. Bahkan dua lagu dari album tahun 2008 itu kembali masuk ke album self-titled ini: “Blessed by the Flowers of Envy” dan “Come On Girl We’ll Burn Money on Vegas”. Tapi pada album kali ini Killing Me Inside mencoba beberapa hal baru, seperti penggunaan keyboards dan permainan gitar akustik.
“Ini album pertama gue sebagai vokalis,” Onad menambahkan perubahan yang terjadi pada bandnya. Vokalis pertama Killing Me Inside, Sansan, kini tergabung dengan Pee Wee Gaskins. Pada formasi lama Onad adalah pemain bas.
Selain itu, di album ini, Killing Me Inside menggunakan lirik berbahasa Indonesia pada beberapa lagu. Kabarnya, track bertajuk “Biarlah” direkam dalam dua versi. Versi yang pertama ada dalam album, sedangkan yang kedua adalah versi duet bersama artis cantik Luna Maya. Pihak label menguatkan, bahwa nantinya akan dibuat pula video klip untuk “Biarlah” versi duet dengan Luna Maya tersebut.
“Kami akan menjalani tur. Kami akan manggung bareng Luna Maya dan Gading Martin. Mereka berdua akan bernyanyi untuk lagu 'Tanpa Dirimu' dan 'Biarlah',” jelas Onad.
Usai konferensi pers, dibantu dua additional players pada keyboard dan bass, Killing Me Inside membawakan empat lagu dari album terbaru untuk menghibur para wartawan serta fans yang datang pada sore hari itu; “Biarlah,” “Tanpa Dirimu,” “Forever,” serta “Torment”.
Post a Comment